- Back to Home »
- Info »
- Baterai Tenaga Air
Posted by : Unknown
Tuesday, 11 June 2013
Peneliti dari Stanford mengembangkan baterai isi ulang yang menggunakan air tawar dan air laut untuk menghasilkan listrik.
Baterai
memanfaatkan perbedaan kadar garam yang ada pada air tawar dan air laut
untuk menciptakan arus listrik. Baterai terbuat dari dua elektroda,
positif dan negatif, terendam dalam cairan berisi ion bermuatan listrik.
Di air, ion tersebut adalah sodium dan klorin, komponen yang biasa
didapati dalam garam dapur.
Daya baterai diisi
ketika air tawar berada di dalam baterai. Arus listrik kecil dialirkan
agar daya terisi. Setelah pengisian selesai, air tawar diganti dengan
air laut yang memiliki kandungan ion 60 hingga 100 kali lipat. Kandungan
ion itu meningkatkan tegangan listrik antara kedua elektroda. Hal itu
membuat listrik yang dihasilkan lebih banyak dari biasanya.
"Tegangan
listrik tergantung pada jumlah sodium dan ion," kata Yi Cui yang
memimpin studi. Ia menambahkan, "Ketika daya diisi dengan tegangan
rendah di air tawar, Anda menghemat energi. Ketika Anda menggunakannya
dengan air laut, Anda memperoleh energi yang lebih banyak."
Ketika daya pada baterai habis, air laut diganti lagi dengan air tawar untuk pengisian ulang.
Penggunaan
air tawar dan air laut yang dilakukan Cui ini bukan pertama kali.
Metode yang sama pernah dibuat. Bedanya, metode tersebut menggunakan
membran untuk menyalurkan ion. "Membran itu rapuh. Itu kelemahannya.
Lagipula, metoda itu hanya mampu dipakai dengan 1 tipe ion, sementara
baterai menggunakan sodium dan klorin," Cui menjelaskan.
Cui
juga menemukan satu kelemahan pada sistem buatannya. Baterai buatannya
menggunakan perak, yang harganya tinggi, sebagai elektroda negatif. Bagi
Cui, tantangan bagi timnya adalah menemukan pengganti perak.
Dengan
temuan ini, Cui dan timnya melihat potensi muara sebagai lokasi
pembangunan pembangkit listrik. Disebutkan oleh Cui, pembangkit listrik
tidak akan berpengaruh pada siklus lingkungan. Air sungai hanya akan
disalurkan ke laut lewat pembangkit listrik. "Kami hanya pinjam dan akan
kami kembalikan," kata Cui.
Air yang digunakan tidak harus air bersih. "Air limbah pun dapat digunakan," kata Cui.
Menurut
perhitungan peneliti, pembangkit listrik dengan 50 kubik air atawar per
detik dapat menghasilkan 100 megawatt. Jumlah yang cukup untuk
menyediakan listrik 100.000 rumah. (Sumber: Stanford University)
Di Indonesia sendiri ada Siswa SMA yang menemukannya Silahkan baca Disini