Archive for June 2013
Robot Helikopter RC terbang Dengan Kendali Pikiran
Helikopter dengan baling-baling empat (quadcopter) dan desain futuristic sering kita jumpai di film-film perang antar planet atau film yang mengusung masa depan. Kini itu sudah ada yang menciptakan, bahkan untuk mengendalikannya menggunakan kekuatan pikiran kita. Namun, ini merupakan Helikopter RC, bukan helikopter sungguhan. Helikopter robot remot kontrol, yang menjadi remot adalah pikiran Anda.
Mungkin Anda sudah sering melihat game dengan kendali pikiran, X-Box dan Nintendo memiliki game semacam ini. Game dengan kekuatan pikiran menerbangkan benda-benda yang ada di sekitarnya. Ini seperti di film-film, orang-orang memiliki kekuatan super untuk mengendalikan benda-benda yang ada di sekitanya. Ini jugalah yang menjadi dasar dari quadcopter ini. Membuat kita menjadi seperti memiliki kekuatan special menerbangkan Helikopter RC.
Yang meneliti projek ini adalah sebuah tim dari Universitas Minnesota. Mereka mengembangkan quadcopter yang merespon gelombang otak pilotnya. Quadcopter mereka dengan gelombang pikiran pilotnya mampu bergerak lincah di udara.
Helikopter RC ini menggunakan teknologi electroenchepalography (EEG), sebuah topi yang dilengkapi dengan 64 elektroda yang berfungsi untuk membaca impuls listrik dari otak yang berguna untuk mengendalikan helikopter. Misalnya, berfikir untuk membuat kepalan tangan kiri, neuron yang dihasilkan diterjemahkan oleh heli sebagai isyarat untuk berbelok kekiri. Berfikir membuat kepalan tangan kanan diterjemahkan oleh heli sebagai perintah untuk berbelok kekanan. Berfikir membuat dua kepalan tangan memberikan perintah agar helicopter terbang. Saat uji coba melintasi rintangan gymnasium dan perhitungan kecepatan di universitas mereka ada dua orang laki-laki dan tiga orang perempuan yang mampu menyelesaikannya dengan baik dan akurat.
Bin He seorang professor biomedical dan penulis “Quadcopter control in three-dimensional space using a non-invasive motor imagery-based brain-computer interface” berharap temuan ini bisa digunakan untuk penyandang cacat. Jadi tidak ada orang yang cacat fisik seperti tidak memiliki tangan, kaki atau bagian tubuh lain tidak bisa menjadi pilot. Berguna juga untuk para awak kapal yang pernah mengalami kecelakan dan harus kehilangan salah satu bagian tubuhnya tidak bisa bertugas lagi. karena banyak pilot-pilot berbakat di militer yang tidak bisa bertugas karena keterbatasan tubuhnya.
Quadrope ini bukan merupakan robot dengan kendai otak pertama. Sbelumnya juga ada robot berbentuk tangan yang dikendalikan oleh pikiran. Robot ini banyak membantu orang-orang yang lumpuh agar bisa beraktifitas sendiri seperti bila ingin makan, minum, menggaruk atau yang lain. ini juga bisa menjadi dasar militer untuk membangun helicopter sungguhan yang bisa dikendalikan melalui otak pilotnya. Walau memang sulit kelihatannya karena bila dalam ukuran yang besar memiliki resiko yang besar pula. Dan robot helicopter RC ini juga masih dalam perkembangan lagi. Tim sepertinya berusaha agar kendali robot ini lebih mudah dan lebih responsive lagi agar semua orang bisa mengendalikannya.
GPS dan A-GPS
Semakin berkembangnya teknologi
komunikasi menjadikan berbagai alat-alat telekomunikasi semakin canggih.
Dari pada awalnya hanya sebuah pengirim pesan dengan nada morse
kemudian tulisan, suara, hingga pada akhirnya sebuah sinyal yang tidak
terlihat kasat mata. Penggunaan alat telekomunikasi pun semakin
berkembang, tidak hanya antara dua orang tetapi juga dengan banyak orang
dengan berbagai kemampuan dan kebutuhan masing masing, baik dari sisi
penyedia atau pun dari sisi dari pengguna itu sendiri.
Tentunya pengguna alat telekomunikasi semakin paham akan artinya pentingnya sebuah fitur GPS vs A-GPS. Apalagi dewasa ini banyak sekali pembenaman fitur tersebut dalam sebuah ponsel. Fitur ini sudah menjadi fitur standar dari sebuah ponsel pintar, alasannya adalah karena beberapa fitur dan aplikasi bawaan milik Android mewajibkan perangkat yang diusungnya memiliki fitur ini agar aplikasi dan fitur dapat berjalan maksimal sesuai dengan fungsi dan tujuannya.
Tanpa keberadaan GPS vs A-GPS, maka sebagian fitur tidak akan berjalan sempurna, bahkan tidak berjalan sama sekali. Sehingga pada akhirnya teknologi ini menjadi fitur yang wajib yang disematkan di dalam sebuah ponsel pintar Android. Tapi sejatinya bagaimana sistem kedua teknologi ini bekerja, dan apa kelebihannya serta kekurangan masing-masing teknologi tersebut?
Awalnya, GPS alias Global Positioning System adalah teknologi yang dikembangkan oleh militer yang dikembangkan dan digunakan dalam medan perang. Perangkat GPS menerima inforamasi dari setiap empat dari 32 satelit yang mengorbit bumi. Kemudian menghitung jarak dari satelit dan asal lokasinya oleh trilateration. Pada daerah terbuka/outdoor akan lebih cepat mendapatkan sinyal dibanding di daerah perkotaan yang banyak gedung tinggi. Data waktu dari masing-masing satelit akan dikomputasi oleh GPS module di ponsel/PDA dan akhirnya akan dihasilkan informasi posisi berupa latitude & longtitude, lokasi dalam peta dan lain-lain.
Dibutuhkan 3 komponen dalam proses penentuan posisi lewat GPS yaitu Satelit, Receiver GPS, dan posisi yang baik (bebas halangan). Supaya perangkat GPS bisa menangkap sinyal dengan baik, perangkat harus berada di luar ruangan, bahkan harus di bawah langit terbuka. Kekuatan sinyal bisa berkurang kalau perangkat GPS berada di bawah pohon, di bawah gedung-gedung pencakar langit atau di dalam kendaraan. Sinyal hampir bisa dipastikan menghilang kalau pembawa perangkat GPS masuk ke dalam gedung.
Sementara A-GPS atau Assisted GPS adalah jenis lain dari GPS yang mengandalkan sebuah server bantuan, selain dari satelit itu sendiri. A-GPS dikembangkan untuk meningkatkan kinerja GPS. Di sini server bantuan tersebut akan memberikan informasi tambahan ke perangkat yang dapat membantu dalam perhitungan lokasi. Hal ini sangat berguna di lingkungan dimana chip GPS mungkin mengalami kesulitan dalam mendapatkan sinyal satelit. Server bantuan penyedia data informasi satelit yang dibutuhkan oleh A-GPS biasanya didukung oleh jaringan operator karena seringkali menara BTS memiliki unit penerima GPS dan secara terus menerus akan mendownload data informasi data satelit yang ada di angkasa dan kemudian memprosesnya.
Data dari server bantuan bisa diberikan kepada pelanggan telepon seluler, bila diminta oleh perangkat A-GPS untuk mengidentifikasi lokasi pengguna berupa latitude & longtitude, lokasi dalam peta dan lain-lain. Dalam hal ini dibutuhkan 3 komponen dalam proses penentuan posisi: Satelite, Assistance Sever (GSM), Receiver A-GPS. Selain itu, A-GPS berbeda dari reguler GPS dengan menambahkan elemen lain ke dalam proses pencarian posisi, yaitu Server Bantuan (Assistance Server). Jadi secara garis besar, A-GPS memiliki keunggulan berupa pengidentifikasian lokasi yang lebih cepat.
Selain itu, power yang digunakan pun lebih sedikitsehingga penggunaan A-GPS akan lebih ramah lingkungan. A-GPS juga lebih unggul digunakan pada lokasi perkotaan atau lokasi yang kurang optimal dalam menangkap sinyal satelit seperti di dalam gedung. Sayangnya, teknologi ini masih tergantung pada coverage jaringan operator.
Tentunya pengguna alat telekomunikasi semakin paham akan artinya pentingnya sebuah fitur GPS vs A-GPS. Apalagi dewasa ini banyak sekali pembenaman fitur tersebut dalam sebuah ponsel. Fitur ini sudah menjadi fitur standar dari sebuah ponsel pintar, alasannya adalah karena beberapa fitur dan aplikasi bawaan milik Android mewajibkan perangkat yang diusungnya memiliki fitur ini agar aplikasi dan fitur dapat berjalan maksimal sesuai dengan fungsi dan tujuannya.
Tanpa keberadaan GPS vs A-GPS, maka sebagian fitur tidak akan berjalan sempurna, bahkan tidak berjalan sama sekali. Sehingga pada akhirnya teknologi ini menjadi fitur yang wajib yang disematkan di dalam sebuah ponsel pintar Android. Tapi sejatinya bagaimana sistem kedua teknologi ini bekerja, dan apa kelebihannya serta kekurangan masing-masing teknologi tersebut?
Awalnya, GPS alias Global Positioning System adalah teknologi yang dikembangkan oleh militer yang dikembangkan dan digunakan dalam medan perang. Perangkat GPS menerima inforamasi dari setiap empat dari 32 satelit yang mengorbit bumi. Kemudian menghitung jarak dari satelit dan asal lokasinya oleh trilateration. Pada daerah terbuka/outdoor akan lebih cepat mendapatkan sinyal dibanding di daerah perkotaan yang banyak gedung tinggi. Data waktu dari masing-masing satelit akan dikomputasi oleh GPS module di ponsel/PDA dan akhirnya akan dihasilkan informasi posisi berupa latitude & longtitude, lokasi dalam peta dan lain-lain.
Dibutuhkan 3 komponen dalam proses penentuan posisi lewat GPS yaitu Satelit, Receiver GPS, dan posisi yang baik (bebas halangan). Supaya perangkat GPS bisa menangkap sinyal dengan baik, perangkat harus berada di luar ruangan, bahkan harus di bawah langit terbuka. Kekuatan sinyal bisa berkurang kalau perangkat GPS berada di bawah pohon, di bawah gedung-gedung pencakar langit atau di dalam kendaraan. Sinyal hampir bisa dipastikan menghilang kalau pembawa perangkat GPS masuk ke dalam gedung.
Sementara A-GPS atau Assisted GPS adalah jenis lain dari GPS yang mengandalkan sebuah server bantuan, selain dari satelit itu sendiri. A-GPS dikembangkan untuk meningkatkan kinerja GPS. Di sini server bantuan tersebut akan memberikan informasi tambahan ke perangkat yang dapat membantu dalam perhitungan lokasi. Hal ini sangat berguna di lingkungan dimana chip GPS mungkin mengalami kesulitan dalam mendapatkan sinyal satelit. Server bantuan penyedia data informasi satelit yang dibutuhkan oleh A-GPS biasanya didukung oleh jaringan operator karena seringkali menara BTS memiliki unit penerima GPS dan secara terus menerus akan mendownload data informasi data satelit yang ada di angkasa dan kemudian memprosesnya.
Data dari server bantuan bisa diberikan kepada pelanggan telepon seluler, bila diminta oleh perangkat A-GPS untuk mengidentifikasi lokasi pengguna berupa latitude & longtitude, lokasi dalam peta dan lain-lain. Dalam hal ini dibutuhkan 3 komponen dalam proses penentuan posisi: Satelite, Assistance Sever (GSM), Receiver A-GPS. Selain itu, A-GPS berbeda dari reguler GPS dengan menambahkan elemen lain ke dalam proses pencarian posisi, yaitu Server Bantuan (Assistance Server). Jadi secara garis besar, A-GPS memiliki keunggulan berupa pengidentifikasian lokasi yang lebih cepat.
Selain itu, power yang digunakan pun lebih sedikitsehingga penggunaan A-GPS akan lebih ramah lingkungan. A-GPS juga lebih unggul digunakan pada lokasi perkotaan atau lokasi yang kurang optimal dalam menangkap sinyal satelit seperti di dalam gedung. Sayangnya, teknologi ini masih tergantung pada coverage jaringan operator.
Robot DARPA, Robot Cheetah
Ilmuan robot masih sulit lepas dari kekagumannya akan hewan-hewan yang ada di bumi. Untuk membuat robot terbaru,
mereka masih mencontoh hewan-hewan ciptaan tuhan. Robot seperti monyet,
ular, atau mamalia berkaki empat yang dikenal dengan sebutan quadruped.
Ini terlebih karena kemampuan fisik hewan jauh di atas manusia
misalnya, memanjat seperti kera, berlari cepat, menyusup di ruang sempit
dan lain sebagainya membuat desain hewan merupakan desain terbaik.
Sampai saat ini DARPA robot penyelamat merupakan robot quadruped tercepat di dunia. Dengan keempat kakinya dia bisa berlari kencang sambil membawa beban di pundaknya. Ini merupakan fungsi robot yang cukup fantastis. Namun, bila robot Cheetah dari MIT Robotic Lab ini berhasil dan seperti yang mereka tunjukkan di YouTube, robot terbaru mereka itu bisa jauh lebih cepat dari robot penyelamat DARPA. Cheetah memapu bergerak dengan kecepatan 13,7 mil/jam atau sekitar 22Km/jam di tempat terbuka dan membawa sumber tenaga sendiri, tim menguji cobanya di padang rumput. Ini suatu kemampuan yang luarbiasa.
Tetapi untuk saat ini Cheetah belum bisa mengimbangi kecepatan robot buatan Boston Dynamic (Robot penyelamat DARPA). Robot Boston Dynamic ini mampu bergerak dengan kecepatan 28,3 mile/jam atau setara dengan 45,5Km/Jam. Ada dua perbedaan antara robot MIT dan Dynamic Boston; yang pertama, desain robot MIT yang mengurangi tekanan pada sendi sehingga membuat gerakannya lebih efesien (ini seperti Kevlar tendon pada kaki yang fungsinya sama dengan tendon aslinya, membantu Cheetah keposisi awal tanpa harus menguras cadangan tenaga elektrik dari robot Cheetah. Secara teori, dengan tendon tersebut Cheetah bisa lebih mengirit tenaganya dalam jumlah besar selama berjalan atau mendapat gangguan saat berjalan. Ini belum bisa dilakukan oleh robot-robot lainnya.
Terobosan kedua adalah, seperti yang bisa Anda saksikan pada slow motion di paruh kedua video, transisi dari berlari kecil ke berlari cepat, sesuatu perubahan yang mengagumkan. Tepat pada 13 mile/jam atau sekitar 20Km/jam, Cheetah melakukan pergantian mulus dari berlari ke berlari seperti meloncat seperti yang dilakukan hewan cheetah normal. Ini seperti transisi antara gigi rendah ke gigi tinggi. Ilmuan MIT benar-benar membuat robot mereka mirip dengan cheetah aslinya. Transis-transisi lari cheetah asli mereka adopsi ke robot mereka.
Sentuhan terakhir, robot Cheetah dibuatkan kepala layaknya seekor cheetah asli. Dikepalanya di masukkan sensor, kamera dan alat pendukung lain untuk kepentingan Cheetah. Berbeda dengan robot penyelamat dari Boston yang tidak memiliki kepala atau kamera. Namun yang membuat orang-orang kagun dengan robot Boston tersebut, dia bisa menyeimbangkan diri bila terkena gangguan. Tim mencoba menendang robot teresebut dan robot berusaha untuk menyeimbangkan diri agar tidak jatuh.
Belum diketahui untuk apa nantinya robot Cheetah ini dibuat. Bila untuk misi penyelamatan, dia tidak diberikan bagian untuk menyimpan barang, dia juga tidak bisa membuka pintu atau membawa korban dari tempat yang berbahay. Ini masih terus dikembangkan oleh MIT sampai saat ini. Silahkan lihat pada video dibawah aksi robot Cheetah buatan MIT.
Sampai saat ini DARPA robot penyelamat merupakan robot quadruped tercepat di dunia. Dengan keempat kakinya dia bisa berlari kencang sambil membawa beban di pundaknya. Ini merupakan fungsi robot yang cukup fantastis. Namun, bila robot Cheetah dari MIT Robotic Lab ini berhasil dan seperti yang mereka tunjukkan di YouTube, robot terbaru mereka itu bisa jauh lebih cepat dari robot penyelamat DARPA. Cheetah memapu bergerak dengan kecepatan 13,7 mil/jam atau sekitar 22Km/jam di tempat terbuka dan membawa sumber tenaga sendiri, tim menguji cobanya di padang rumput. Ini suatu kemampuan yang luarbiasa.
Tetapi untuk saat ini Cheetah belum bisa mengimbangi kecepatan robot buatan Boston Dynamic (Robot penyelamat DARPA). Robot Boston Dynamic ini mampu bergerak dengan kecepatan 28,3 mile/jam atau setara dengan 45,5Km/Jam. Ada dua perbedaan antara robot MIT dan Dynamic Boston; yang pertama, desain robot MIT yang mengurangi tekanan pada sendi sehingga membuat gerakannya lebih efesien (ini seperti Kevlar tendon pada kaki yang fungsinya sama dengan tendon aslinya, membantu Cheetah keposisi awal tanpa harus menguras cadangan tenaga elektrik dari robot Cheetah. Secara teori, dengan tendon tersebut Cheetah bisa lebih mengirit tenaganya dalam jumlah besar selama berjalan atau mendapat gangguan saat berjalan. Ini belum bisa dilakukan oleh robot-robot lainnya.
Terobosan kedua adalah, seperti yang bisa Anda saksikan pada slow motion di paruh kedua video, transisi dari berlari kecil ke berlari cepat, sesuatu perubahan yang mengagumkan. Tepat pada 13 mile/jam atau sekitar 20Km/jam, Cheetah melakukan pergantian mulus dari berlari ke berlari seperti meloncat seperti yang dilakukan hewan cheetah normal. Ini seperti transisi antara gigi rendah ke gigi tinggi. Ilmuan MIT benar-benar membuat robot mereka mirip dengan cheetah aslinya. Transis-transisi lari cheetah asli mereka adopsi ke robot mereka.
Sentuhan terakhir, robot Cheetah dibuatkan kepala layaknya seekor cheetah asli. Dikepalanya di masukkan sensor, kamera dan alat pendukung lain untuk kepentingan Cheetah. Berbeda dengan robot penyelamat dari Boston yang tidak memiliki kepala atau kamera. Namun yang membuat orang-orang kagun dengan robot Boston tersebut, dia bisa menyeimbangkan diri bila terkena gangguan. Tim mencoba menendang robot teresebut dan robot berusaha untuk menyeimbangkan diri agar tidak jatuh.
Belum diketahui untuk apa nantinya robot Cheetah ini dibuat. Bila untuk misi penyelamatan, dia tidak diberikan bagian untuk menyimpan barang, dia juga tidak bisa membuka pintu atau membawa korban dari tempat yang berbahay. Ini masih terus dikembangkan oleh MIT sampai saat ini. Silahkan lihat pada video dibawah aksi robot Cheetah buatan MIT.
Sekedar Info: Alienware 17 Review
Sekedar Info: Alienware 17 Review: Tampilan baru, nama baru dan spesifikasi baru. Tiga hal tersebut yang mampu mendefinisikan laptop Alienware 17 terbaru yang diperkenalk...
Cara Membuat Baterai Air
Jika Sebelumnya Saya Share Info Tentang Baterai Tenaga Air, Kali ini saya share cara membuat baterai dari tenaga air ini.
Kita semua tahu bahwa dunia sekarang menghadapi krisis energi dan semua
orang mencoba untuk melakukan sesuatu tentang itu. Sekarang Anda dapat menunjukkan kepada semua orang bahwa energi listrik atau listrik dapat dibuat dari udara dan air asin. Setelah semua, baik udara dan air asin adalah tersedia secara bebas di mana-mana. Ini adalah dua hal yang kita punya banyak dari mereka.Hal ini mungkin tampak mustahil. Aku tidak bisa percaya diri saya pertama kalinya saya mendengar tentang hal itu. Ini hampir terdengar seperti sulap. Akhirnya, saya memutuskan untuk mengujinya pula.Aku mencoba konsentrasi yang berbeda dari air garam, temperatur yang berbeda, dan elektroda yang berbeda dan tidak berhasil. Butuh
beberapa bulan berpikir tentang hal itu sampai aku memecahkan masalah
dalam pikiran saya dan memutuskan untuk mengulang tes lagi. Ini semua waktu bekerja dengan baik dan saya bisa membuat listrik yang cukup untuk menyalakan sebuah bola lampu kecil.Konsep mudah. Dengan
cara yang sama bahwa Anda membakar kayu dan membuat energi panas, Anda
harus dapat membakar logam dan mendapatkan listrik (atau energi
listrik). Perbedaannya
adalah bahwa Anda tidak benar-benar terbakar hal apapun, melainkan,
Anda menghasilkan kondisi untuk oksidasi yang dengan sendirinya adalah
sama dengan membakar lambat. Jadi apa yang Anda benar-benar lakukan adalah oksidasi besi di air asin menggunakan oksigen dari udara atau sumber lain. (Setidaknya, itu teori saya saat ini) Air BateraiSaya tidak tahu apakah metode ini menghasilkan listrik yang ekonomis dan biaya yang efektif. Yang saya tahu adalah bahwa hal itu layak untuk mencoba. Jika
dengan satu cangkir air garam dan beberapa logam saya bisa menyalakan
sebuah bola lampu kecil, mungkin Anda dapat menerangi seluruh bangunan
dengan tangki air garam dan beberapa ratus pon besi tua.Tidak mater apa hasilnya, saya bangga bahwa saya dapat membuat baterai darurat untuk diriku sendiri jika aku membutuhkannya.Aku butuh waktu lama untuk membuat baterai kerja pertama menggunakan air garam, namun, Anda tidak perlu membuang banyak waktu. Saya telah menggabungkan hasil dari semua eksperimen saya dan membuat resep untuk sukses. Cukup ikuti instruksi dan Anda akan mendapatkan hasil di percobaan pertama.Sebenarnya ada banyak kombinasi yang berbeda dari bahan yang berbeda yang dapat menghasilkan listrik beberapa. Bereksperimen dengan air asin dan udara disarankan untuk siswa yang lebih muda karena ini adalah bahan yang relatif lebih aman.Daftar bahan:Ini adalah daftar minimal bahan yang Anda butuhkan untuk percobaan Anda.
Miniatur bola cahaya (tegangan rendah, rendah saat ini)
Miniatur dasar untuk bola lampu
Sepasang kawat tembaga terisolasi yang solid AWG = 20
Sepasang klip buaya
Magnesium Elektroda
Besi Elektroda
Secangkir air asin (bukan dalam gambar)
Sekrup untuk dasar miniatur.
Hemat waktu dan uang. Orde kit sekarang.Bahan opsional tambahan Anda dapat menggunakan:
Sebuah papan kayu untuk me-mount dasar miniatur (pemegang terang)
Wadah plastik sekitar 4 "x 4" x 4 "
Hidrogen PeroksidaApa judul yang baik untuk proyek saya?Anda dapat menyebutnya "Air baterai", "air Garam baterai", "listrik dari udara" atau "listrik dari air garam".Prosedur:
Hapus isolasi plastik sekitar satu inci dari kedua ujung kabel.
Kendurkan sekrup pada kedua kontak dari pemegang bola. Tempat salah satu ujung kabel merah di bawah satu sekrup, membuat loop dan kemudian kencangkan sekrup. Tempat salah satu ujung kabel hitam di bawah sekrup lainnya, membuat loop dan kemudian kencangkan sekrup.
Melewati ujung terbuka dari kawat merah melalui lengan dari klip buaya merah dan aman di bawah sekrup.
Melewati ujung terbuka dari kawat hitam melalui lengan dari klip buaya hitam dan aman di bawah sekrup.
Sekrup bola lampu pada dasar miniatur.
Hubungkan klip buaya merah ke elektroda besi dan aman di satu sisi wadah plastik atau cangkir.
Hubungkan klip buaya hitam untuk elektroda magnesium dan aman di sisi berlawanan dari wadah. (Anda mungkin perlu untuk menahan mereka dengan tangan atau menggunakan tape kecil untuk menahan mereka di tempat pada sisi wadah.
Dalam teko lain, menyiapkan beberapa air, garam kuat hangat. Tambahkan cukup garam sehingga pada akhirnya garam akan ditinggalkan di bagian bawah kendi.
Mentransfer air garam dari teko ke wadah.
Pada saat ini, jika semua koneksi yang aman dan elektroda yang cukup besar, Anda harus mendapatkan cahaya.Bagaimana saya bisa mendapatkan lebih banyak cahaya?
Pastikan elektroda Anda tidak menyentuh satu sama lain.
Pastikan tidak ada yang menghalangi ruang antara elektroda.
Pastikan bahwa klip buaya tidak menyentuh air garam.
Kedua elektroda harus memiliki kontak permukaan maksimum yang mungkin dengan air garam.
Jika Ada kesalahan dan kekurangan saya mohon maaf dan bisa di coba dan dikembangkan.
Miniatur bola cahaya (tegangan rendah, rendah saat ini)
Miniatur dasar untuk bola lampu
Sepasang kawat tembaga terisolasi yang solid AWG = 20
Sepasang klip buaya
Magnesium Elektroda
Besi Elektroda
Secangkir air asin (bukan dalam gambar)
Sekrup untuk dasar miniatur.
Hemat waktu dan uang. Orde kit sekarang.Bahan opsional tambahan Anda dapat menggunakan:
Sebuah papan kayu untuk me-mount dasar miniatur (pemegang terang)
Wadah plastik sekitar 4 "x 4" x 4 "
Hidrogen PeroksidaApa judul yang baik untuk proyek saya?Anda dapat menyebutnya "Air baterai", "air Garam baterai", "listrik dari udara" atau "listrik dari air garam".Prosedur:
Hapus isolasi plastik sekitar satu inci dari kedua ujung kabel.
Kendurkan sekrup pada kedua kontak dari pemegang bola. Tempat salah satu ujung kabel merah di bawah satu sekrup, membuat loop dan kemudian kencangkan sekrup. Tempat salah satu ujung kabel hitam di bawah sekrup lainnya, membuat loop dan kemudian kencangkan sekrup.
Melewati ujung terbuka dari kawat merah melalui lengan dari klip buaya merah dan aman di bawah sekrup.
Melewati ujung terbuka dari kawat hitam melalui lengan dari klip buaya hitam dan aman di bawah sekrup.
Sekrup bola lampu pada dasar miniatur.
Hubungkan klip buaya merah ke elektroda besi dan aman di satu sisi wadah plastik atau cangkir.
Hubungkan klip buaya hitam untuk elektroda magnesium dan aman di sisi berlawanan dari wadah. (Anda mungkin perlu untuk menahan mereka dengan tangan atau menggunakan tape kecil untuk menahan mereka di tempat pada sisi wadah.
Dalam teko lain, menyiapkan beberapa air, garam kuat hangat. Tambahkan cukup garam sehingga pada akhirnya garam akan ditinggalkan di bagian bawah kendi.
Mentransfer air garam dari teko ke wadah.
Pada saat ini, jika semua koneksi yang aman dan elektroda yang cukup besar, Anda harus mendapatkan cahaya.Bagaimana saya bisa mendapatkan lebih banyak cahaya?
Pastikan elektroda Anda tidak menyentuh satu sama lain.
Pastikan tidak ada yang menghalangi ruang antara elektroda.
Pastikan bahwa klip buaya tidak menyentuh air garam.
Kedua elektroda harus memiliki kontak permukaan maksimum yang mungkin dengan air garam.
Jika Ada kesalahan dan kekurangan saya mohon maaf dan bisa di coba dan dikembangkan.
Baterai Tenaga Air Solusi Alternatif Energi Listrik
Di Jawa Timur, siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 5 Kota Madiun
berhasil menciptakan sumber energi listrik dari proses elektrokimia
antara air, seng, dan tembaga. Rangkaian atau perangkat energi listrik
itu disebut dengan baterai air.
Salah satu siswa SMA Negeri 5 Kota Madiun, Emlirisda, mengatakan karya yang diciptakan bersama teman-temannya itu bermula dari ide untuk mendapatkan sumber energi listrik alternatif selain dari energi fosil. Selain itu, diharapkan karya mereka juga tepat guna dan ramah lingkungan. Lalu muncul ide memanfaatkan air sebagai penghantar ion yang mengandung listrik dari logam jenis seng dan tembaga. “Rangkaiannya terdiri dari seng, tembaga, kabel, penjepit, pipa penyaring, lem, dan bola lampu,” ujar siswa kelas XII IPA 1 ini pada Tempo, Sabtu, 28 Juli 2012.
Seng dan tembaga merupakan dua jenis logam dengan beda potensial atau tegangan yang tinggi dibanding logam lain. Cara kerja baterai air ini dimulai dari lempengan atau sel seng dan tembaga yang direndam dalam sebuah tempat berisi air. Lempengan seng dan logam ditata sejajar atau berhadapan dan tidak boleh bersentuhan atau berhimpitan.
Dalam proses ini, seng berfungsi sebagai elektroda negatif dan tembaga adalah elektroda positif. “Larutan ion negatif pada seng akan berpindah atau tertarik ke tembaga yang berkutub positif melalui perantara air sebagai elektrolit (penghantar),” ucap Emlirisda.
Sehingga muncul larutan ion yang mengandung energi listrik. Energi listrik yang timbul itu dialirkan melalui kabel berarus positif dan negatif yang dipasang pada tiap lempengan seng dan tembaga. Dari situ, energi listrik dalam kabel dialirkan ke bola lampu hingga memancarkan cahaya.
Sementara itu, lem digunakan untuk merekatkan rangkaian kabel dan pipa penyaring yang berfungsi sebagai sirkulasi air jika air dibuat mengalir. Sedangkan klip penjepit kabel digunakan untuk menyambungkan aliran listrik dari rangkaian kabel pada lempengan ke rangkaian kabel yang menuju lampu.
Eksperimen baterai air karya siswa ini dilakukan dengan menggunakan masing-masing enam lempengan atau enam sel seng dan tembaga. “Hasilnya, satu selnya (lempengan seng dan tembaga) mengandung daya listrik 0,9 volt,” ucap siswa lain, Vitara Hardinia.
Sehingga enam sel akan menghasilkan tegangan listrik 5,4 volt. Tegangan 5,4 volt itu dihasilkan jika tanpa beban atau tanpa dihubungan dengan lampu. “Kalau menggunakan beban (lampu menyala), total menghasilkan tegangan 2,4 volt,” ucap siswa kelas XII IPA 2 ini.
Jika butuh tegangan listrik yang lebih besar, maka cukup menambah jumlah lempengan atau sel seng dan tembaga dalam rangkaian. Cahaya yang timbul dari energi listrik dengan menggunakan masing-masing enam lempeng seng dan tembaga itu teruji tahan satu bulan tanpa mati.
Penggunaan baterai air oleh siswa setempat pertam kali digunakan di bidang pertanian. Cahaya yang dihasilkan dari listrik baterai air jadi perangkap serangga hama. Terapan baterai air model ini disebut dengan Water Electric Light Trap (WELT) atau perangkap cahaya listrik dari air. Sebagai perangkap, lampu yang menyala dengan listrik baterai air diletakkan di atas alat penggorengan sebagai tempat untuk mengumpulkan serangga. “Serangga bersayap akan tertarik dengan cahaya sehingga terkumpul dan jatuh kesini (alat penggorengan),” Vitara menjelaskan.
Penelitian mereka ini telah dibukukan dalam karya ilmiah dan mendapat juara III karya tulis ilmiah tingkat SMA dalam Lomba Inovasi Teknologi Lingkungan (LITL) pada Maret 2012 yang diselenggarakan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Karya tulis ilmiahnya berjudul “Baterai Air Sebagai Sumber Energi Listrik Alternatif Water Electric Light Trap Pengendali Hama Non Pestisida”. Baterai air ini juga pernah dipertontonkan dalam pameran teknologi tepat guna nasional di Yogyakarta pada 22-26 September 2010.
Baterai air ini ternyata juga ramah lingkungan. Selain menghasilkan listrik, bekas air yang digunakan bisa dimanfaatkan untuk penyiraman tanaman. “Bekas airnya mengandung seng yang dibutuhkan tanaman agar lebih kuat,” ucap Vitara.
Guru pembina Fisika SMA Negeri 5 Kota Madiun Imam Zuhri mengatakan baterai air ini sederhana, bisa dibuat siapa saja, dan dimanfaatkan dimana saja selama ada sumber air. “Air ada dimana-mana dan cara kerjanya tidak rumit,” tuturnya.
Menurutnya, segala sesuatu yang mengandung air termasuk tanaman bisa menimbulkan energi listrik melalui proses elektrokimia. Siswa setempat juga pernah menciptakan energi listrik serupa dengan tanaman kaktus sebagai elektrolit atau penghantar. “Dibanding menggunakan kaktus, energi yang dihasilkan dengan media air lebih tahan lama,” Imam menegaskan. Sebab kadar asam pada kaktus bisa menimbulkan korosi atau karat pada logam sehingga mempengaruhi tingkat kualitas ionisasi logam terutama seng.
Salah satu siswa SMA Negeri 5 Kota Madiun, Emlirisda, mengatakan karya yang diciptakan bersama teman-temannya itu bermula dari ide untuk mendapatkan sumber energi listrik alternatif selain dari energi fosil. Selain itu, diharapkan karya mereka juga tepat guna dan ramah lingkungan. Lalu muncul ide memanfaatkan air sebagai penghantar ion yang mengandung listrik dari logam jenis seng dan tembaga. “Rangkaiannya terdiri dari seng, tembaga, kabel, penjepit, pipa penyaring, lem, dan bola lampu,” ujar siswa kelas XII IPA 1 ini pada Tempo, Sabtu, 28 Juli 2012.
Seng dan tembaga merupakan dua jenis logam dengan beda potensial atau tegangan yang tinggi dibanding logam lain. Cara kerja baterai air ini dimulai dari lempengan atau sel seng dan tembaga yang direndam dalam sebuah tempat berisi air. Lempengan seng dan logam ditata sejajar atau berhadapan dan tidak boleh bersentuhan atau berhimpitan.
Dalam proses ini, seng berfungsi sebagai elektroda negatif dan tembaga adalah elektroda positif. “Larutan ion negatif pada seng akan berpindah atau tertarik ke tembaga yang berkutub positif melalui perantara air sebagai elektrolit (penghantar),” ucap Emlirisda.
Sehingga muncul larutan ion yang mengandung energi listrik. Energi listrik yang timbul itu dialirkan melalui kabel berarus positif dan negatif yang dipasang pada tiap lempengan seng dan tembaga. Dari situ, energi listrik dalam kabel dialirkan ke bola lampu hingga memancarkan cahaya.
Sementara itu, lem digunakan untuk merekatkan rangkaian kabel dan pipa penyaring yang berfungsi sebagai sirkulasi air jika air dibuat mengalir. Sedangkan klip penjepit kabel digunakan untuk menyambungkan aliran listrik dari rangkaian kabel pada lempengan ke rangkaian kabel yang menuju lampu.
Eksperimen baterai air karya siswa ini dilakukan dengan menggunakan masing-masing enam lempengan atau enam sel seng dan tembaga. “Hasilnya, satu selnya (lempengan seng dan tembaga) mengandung daya listrik 0,9 volt,” ucap siswa lain, Vitara Hardinia.
Sehingga enam sel akan menghasilkan tegangan listrik 5,4 volt. Tegangan 5,4 volt itu dihasilkan jika tanpa beban atau tanpa dihubungan dengan lampu. “Kalau menggunakan beban (lampu menyala), total menghasilkan tegangan 2,4 volt,” ucap siswa kelas XII IPA 2 ini.
Jika butuh tegangan listrik yang lebih besar, maka cukup menambah jumlah lempengan atau sel seng dan tembaga dalam rangkaian. Cahaya yang timbul dari energi listrik dengan menggunakan masing-masing enam lempeng seng dan tembaga itu teruji tahan satu bulan tanpa mati.
Penggunaan baterai air oleh siswa setempat pertam kali digunakan di bidang pertanian. Cahaya yang dihasilkan dari listrik baterai air jadi perangkap serangga hama. Terapan baterai air model ini disebut dengan Water Electric Light Trap (WELT) atau perangkap cahaya listrik dari air. Sebagai perangkap, lampu yang menyala dengan listrik baterai air diletakkan di atas alat penggorengan sebagai tempat untuk mengumpulkan serangga. “Serangga bersayap akan tertarik dengan cahaya sehingga terkumpul dan jatuh kesini (alat penggorengan),” Vitara menjelaskan.
Penelitian mereka ini telah dibukukan dalam karya ilmiah dan mendapat juara III karya tulis ilmiah tingkat SMA dalam Lomba Inovasi Teknologi Lingkungan (LITL) pada Maret 2012 yang diselenggarakan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Karya tulis ilmiahnya berjudul “Baterai Air Sebagai Sumber Energi Listrik Alternatif Water Electric Light Trap Pengendali Hama Non Pestisida”. Baterai air ini juga pernah dipertontonkan dalam pameran teknologi tepat guna nasional di Yogyakarta pada 22-26 September 2010.
Baterai air ini ternyata juga ramah lingkungan. Selain menghasilkan listrik, bekas air yang digunakan bisa dimanfaatkan untuk penyiraman tanaman. “Bekas airnya mengandung seng yang dibutuhkan tanaman agar lebih kuat,” ucap Vitara.
Guru pembina Fisika SMA Negeri 5 Kota Madiun Imam Zuhri mengatakan baterai air ini sederhana, bisa dibuat siapa saja, dan dimanfaatkan dimana saja selama ada sumber air. “Air ada dimana-mana dan cara kerjanya tidak rumit,” tuturnya.
Menurutnya, segala sesuatu yang mengandung air termasuk tanaman bisa menimbulkan energi listrik melalui proses elektrokimia. Siswa setempat juga pernah menciptakan energi listrik serupa dengan tanaman kaktus sebagai elektrolit atau penghantar. “Dibanding menggunakan kaktus, energi yang dihasilkan dengan media air lebih tahan lama,” Imam menegaskan. Sebab kadar asam pada kaktus bisa menimbulkan korosi atau karat pada logam sehingga mempengaruhi tingkat kualitas ionisasi logam terutama seng.
Baterai Tenaga Air
Peneliti dari Stanford mengembangkan baterai isi ulang yang menggunakan air tawar dan air laut untuk menghasilkan listrik.
Baterai
memanfaatkan perbedaan kadar garam yang ada pada air tawar dan air laut
untuk menciptakan arus listrik. Baterai terbuat dari dua elektroda,
positif dan negatif, terendam dalam cairan berisi ion bermuatan listrik.
Di air, ion tersebut adalah sodium dan klorin, komponen yang biasa
didapati dalam garam dapur.
Daya baterai diisi
ketika air tawar berada di dalam baterai. Arus listrik kecil dialirkan
agar daya terisi. Setelah pengisian selesai, air tawar diganti dengan
air laut yang memiliki kandungan ion 60 hingga 100 kali lipat. Kandungan
ion itu meningkatkan tegangan listrik antara kedua elektroda. Hal itu
membuat listrik yang dihasilkan lebih banyak dari biasanya.
"Tegangan
listrik tergantung pada jumlah sodium dan ion," kata Yi Cui yang
memimpin studi. Ia menambahkan, "Ketika daya diisi dengan tegangan
rendah di air tawar, Anda menghemat energi. Ketika Anda menggunakannya
dengan air laut, Anda memperoleh energi yang lebih banyak."
Ketika daya pada baterai habis, air laut diganti lagi dengan air tawar untuk pengisian ulang.
Penggunaan
air tawar dan air laut yang dilakukan Cui ini bukan pertama kali.
Metode yang sama pernah dibuat. Bedanya, metode tersebut menggunakan
membran untuk menyalurkan ion. "Membran itu rapuh. Itu kelemahannya.
Lagipula, metoda itu hanya mampu dipakai dengan 1 tipe ion, sementara
baterai menggunakan sodium dan klorin," Cui menjelaskan.
Cui
juga menemukan satu kelemahan pada sistem buatannya. Baterai buatannya
menggunakan perak, yang harganya tinggi, sebagai elektroda negatif. Bagi
Cui, tantangan bagi timnya adalah menemukan pengganti perak.
Dengan
temuan ini, Cui dan timnya melihat potensi muara sebagai lokasi
pembangunan pembangkit listrik. Disebutkan oleh Cui, pembangkit listrik
tidak akan berpengaruh pada siklus lingkungan. Air sungai hanya akan
disalurkan ke laut lewat pembangkit listrik. "Kami hanya pinjam dan akan
kami kembalikan," kata Cui.
Air yang digunakan tidak harus air bersih. "Air limbah pun dapat digunakan," kata Cui.
Menurut
perhitungan peneliti, pembangkit listrik dengan 50 kubik air atawar per
detik dapat menghasilkan 100 megawatt. Jumlah yang cukup untuk
menyediakan listrik 100.000 rumah. (Sumber: Stanford University)
Di Indonesia sendiri ada Siswa SMA yang menemukannya Silahkan baca Disini
Cra Cek Akreditasi Prodi Perguruan Tinggi
Kali ini saya share tentang Cara
Cek Akreditasi Prodi Perguruan Tinggi
Banyak yang bertanya tentang
akreditasi program pendidikan yang ingin kita ambil di perguruan tinggi di
Indonesia?Ternyata ada cara mudah mengetahuinya. Bagi sobat yang mau lanjutin kuliah
tentu akan membantu karena situs ini resmi dari kemendiknas dan terdapat semua
data prodi Perguruan Tinggi seluruh Indonesia. Kita tinggal pilih universitas
dan prodi yang ingin diketahui,mudah kan...
Langsung saja ke TKP
situs akreditasi semua Perguruan Tinggi di Indonesia, bisa di lihat akreditasnya baik Universitas maupun prodi prodinya..
semoga bisa memantapkan pilihan temen-temen..
jangan lihat gengsinya, tapi pilih yang temen temen yakini..
Semoga Bermanfaat dan Selamat Berjuang....